Jakarta - Pemerintah tengah menggeber program kendaraan listrik di masyarakat. Regulasi khusus kendaraan berbasis baterai transportasi jalan sudah disahkan Presiden Jokowi di tahun 2019. Lalu bagaimana kabar dari sisi infrastruktur?
Plt Direktur Utama PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani mengatakan PLN sudah memiliki ribuan stasiun pengisian daya listrik atau SPLU yang tersebar di berbagai daerah.
"Saat ini dari PLN saja untuk slow (charging) ada 2.000-an SPLU yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Sripeni di Gedung BBPT, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Namun, Sripeni menambahkan, untuk menyediakan SPLU tetap melihat skema demmand dan supply. Hal ini juga yang membuat SPLU belum begitu massif, khususnya untuk fast charging mobil listrik (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).
Upaya kerjasama BPPT - PLN melalui MoU (Memorandum of Understanding Kerjasama Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dengan 20 perusahaan dari berbagai lini diharapkan bisa memetakan kebutuhan pasokan SPLU.
"Target SPKLU masih ditajamkan, makanya di MoU ini adalah dalam rangka menajamkan roadmap. Dengan begini saling ketemu supaya kami tahu kebutuhan dari demand-nya, growth-nya berapa yang ada. Supaya bersama BPPT dan LEN kami menyiapkan skala yang lebih ekonomis," kata Sripeni.
"Langkah selanjutnya dalam waktu satu bulan maksimal kita akan lakukan join planning para key stake holder yang akan menyiapkan kendaraan motor atau mobil,sehingga kami akan siap menyiapkan SPKLU-nya," ujar Sripeni.
Sripeni mengatakan untuk membangun satu unit SPLU Fast Charging yang memakan waktu 30 - 40 menit saat pengisian, saat ini perlu memakan biaya yang tidak sedikit.
"Kalau yang untuk fast charging itu Rp 900 jutaan per unit," tutur Sripeni.
PLN saat ini fokus pada pembangunan stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik, kata Sripeni misalnya daIam hal penyediaan SPKLU, melakukan kerjasama dengan Pertamina.
"Skema kerjasama dengan private seperti model Pertamina, ada yang milik sendiri maupun dipartnerkan," ujar Sripeni.
"Yang pasti (kerjasama) Pertamina karena dia punya lokasi, jadi kita memanfaatkan lokasi. Kami pokoknya hanya menyediakan listrik saja. Tinggal menambah daya, line-nya disiapkan supaya jaringannya handal," kata Sripeni.
Selain infrastruktur SPKLU, kondisi ketenagalistrikan juga menjadi hal yang tidak kala penting.
Sripeni berharap tak ada lagi cerita pemadaman listrik alias byar pet di waktu tertentu. Cerita kelam itu diharap tak terjadi lagi.
"Doain ya, supaya listriknya juga aman. Kita juga sudah berusaha melakukan perbaikan pasca blackout kemarin. Karena nggak enak juga kan ya, kita kerja juga tidak enak nggak bisa maju ke depan kalau sering gangguan," kata Sripeni.
Post a Comment