Jakarta - Temuan baru didapatkan polisi saat menangkap terduga teroris di Cirebon yaitu bahan utama racun maut bernama abrin yang menurut polisi hendak dijadikan bom. Bom racun itu disebut akan dipakai teroris untuk meledakkan rumah ibadah.
Terduga teroris berinisial YF yang ditangkap pada Senin (14/10) adalah Ketua JAD Cirebon. Dia merupakan warga Desa Panembahan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Dalam penangkapan itu, polisi mendapatkan temuan yang tidak biasa. Polisi mengaku ada bom berdaya ledak tinggi dengan bahan kimia yang sudah disiapkan.
Dedi menjelaskan JAD Cirebon menggunakan bahan dasar zat kimia methanol, pupuk urea, hingga racun abrin. Kini, Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri sedang menyelidiki dari mana racun tersebut didapat.
"Kalau ini menggunakan berbagai bahan, methanol, urea, dan lain-lain. Itu explosive semua. Ditambah racun abrin dengan kurang 0,7 microgram. Racun ini membunuh 100 orang. Masih didalami Labfor Polri didapat dari mana," jelas Dedi.
Dedi menuturkan, selain terduga teroris YF dan BA dan RF, Densus juga telah menangkap dua orang anggota JAD Cirebon lainnya berinisial SA dan LT. Hasil pemeriksaan sementara, JAD Cirebon akan melakukan serangan ke Mapolres Cirebon dan tempat ibadah di wilayah Cirebon.
"Untuk Saudara LT ini sudah dipersiapkan sebagai pengantin. Sasarannya Mako Polri di Cirebon dan tempat ibadah di Cirebon. Bahan campuran bom, ada paku, baut, gotri namun sekarang tambahan bahan kimia," terang Dedi.
Di antara barang bukti yang disita dari rumah YF, ada 310 gram biji saga. Berdasarkan keterangan dari Mabes Polri, biji saga adalah bahan utama dari racun abrin.
Selain itu, polisi juga menemukan 5 liter asam nitrat (HNO3) di rumah terduga teroris Cirebon.
Kembali ke abrin, seberapa bahaya racun itu?
Penjelasan soal fakta-fakta abrin hingga cara kerja dan penanggulangannya dijelaskan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di situsnya. CDC adalah pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat.
Dikutip dari CDC, abrin adalah racun alami yang ada di biji tanaman rosary pea atau jequirity pea (Abrus precatorius - saga rambat). Bijinya berwarna merah dengan bintik hitam di ujungnya. Persamaan abrin dan risin adalah sama-sama berasal dari biji tanaman tapi abrin jauh lebih beracun.
Saga rambat, yang merupakan tanaman sumber abrin, umum ditemukan di area tropis di berbagai bagian dunia. Terkadang, tanaman itu dipakai untuk penyembuhan herbal. Ada penelitian medis yang menelisik potensi abrin untuk membunuh sel kanker. Mengutip CDC, abrin belum pernah dipakai dalam perang maupun aksi terorisme.
Abrin hanya bisa diambil dari tanaman saga rambat dan dipakai untuk meracuni orang secara sengaja. Paparan tanpa kesengajaan sangat tidak mungkin.
Seseorang bisa terpapar abrin jika menghirup abrin dalam bentuk bubuk, menyentuh permukaan bekas abrin, atau jika bubuk abrin masuk ke mata atau kulit. Abrin juga bisa masuk ke tubuh bila tertelan lewat air atau makanan atau lewat suntikan.
Abrin bekerja dengan menghambat sel-sel di tubuh manusia untuk membentuk protein yang dibutuhkan. Tanpa protein, sel-sel tubuh mati dan dapat berdampak pada kematian. Hingga saat ini, tidak ada penawar racun abrin.
Gejala keracunan abrin lewat pernapasan atau ditelan akan muncul setelah 8 jam. Meski demikian, bisa juga gejala baru muncul setelah 1-3 hari. CDC menyebut kematian akibat racun abrin bisa terjadi setelah 36-72 jam.
Hingga saat ini, belum ada penawar racun untuk abrin. Penanganan yang bisa dilakukan hanya dengan mengurangi efek dari keracunan itu.
Post a Comment